Mengenal Sejarah Rumah Joglo, Filosofi hingga Jenisnya

5 min read

Siapa yang tidak tahu rumah Joglo? Berasal dari Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur, rumah tradisional satu ini ternyata memiliki filosofi tersendiri.

Bentuk atapnya yang seperti gunungan menggambarkan tempat sakral dan memiliki kedudukan yang tinggi. 

Masyarakat Jawa percaya kalau gunung adalah tempat tinggal para dewa, yang terwakilkan oleh atap gunungan pada rumah adat Joglo.

Sedangkan material utamanya berasal dari kayu jati, sehingga identik dengan rumah kalangan atas seperti raja, kaum bangsawan serta orang terpandang.

Tampilan struktur bangunannya yang estetis tetap memiliki fungsi yang masih relevan dengan zaman sekarang. 

Nah, bagi kamu yang penasaran mengenai jenis dan keunikan rumah tradisional ini, berikut uraian lengkapnya yang bisa disimak.

Sejarah Rumah Adat Joglo

Sejarah Rumah Adat Joglo

Rumah Joglo adalah rumah tradisional Jawa yang dibangun dan didirikan pada tahun 1835 sebagai tempat tinggal.

Rumah adat ini terdiri dari dua kata; Tajug dan Loro, artinya “menggabungkan dua tajug”.

Tajug sendiri adalah bentuk atap berbentuk piramida. 

Masyarakat di Jawa memilih tajug sebagai model atap rumah ini dikarenakan bentuknya yang mirip sama dengan bentuk gunung. 

Salah satu filosofi yang dapat ditemukan dalam rumah adat ini adalah pintu lebar yang berada di tengah ruangan.

Filosofinya menggambarkan tentang keharmonisan dan keterbukaan dari pemilik rumah kepada orang lain

Sedangkan pendopo tanpa sekat yang ada di depan rumah bertujuan untuk menjalin silaturahmi bersama keluarga serta tetangga sekitar.

Bagian-Bagian Rumah Adat Joglo 

Bagian-Bagian Rumah Adat Joglo

Joglo menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah gaya bangunan untuk tempat tinggal khas Jawa yang atapnya menyerupai trapesium.

Rumah Joglo pun memiliki keunikan dari beberapa bagian bangunannya.

Berikut denah Rumah Joglo tradisional dan berbagai macam fungsinya:

Pendopo

Pendopo adalah salah satu bagian dari rumah adat Joglo yang kerap kali dijumpai.

Pendopo yang merupakan ruangan untuk menjamu para tamu, banyak menjadi inspirasi rumah modern minimalis dengan konsep ruangan terbuka.

Pringgitan

Pringgitan merupakan ruang tengah yang dipakai untuk menerima tamu namun masih memiliki hubungan dekat dengan pemilik rumah.

Biasanya, pringgitan menjadi ruang yang menghubungkan antara pendopo dengan omah.

Pringgitan yang berarti wayang atau bermain wayang, memiliki bentuk atap kampung atau limasan yang sangat menarik.

Omah

Omah atau juga omah ndalem dan omah njero adalah sebuah ruang tempat anggota keluarga berkumpul.

Omah yang menjadi rumah utama berasal dari kata Austronesia yang artinya rumah.

Omah biasanya berbentuk persegi panjang atau limasan, yang lantainya ditinggikan dan dilengkapi berbagai ornamen yang unik.

Senthong

Senthong adalah bagian di dalam Joglo yang merupakan kamar dan terbagi menjadi senthong kamar kanan, kiwa atau kamar kiri serta kamar tengah.

Senthong sendiri biasanya merupakan ruang tertutup yang digunakan sebagai kamar untuk berbagai keperluan seperti kamar tidur, dapur, kamar mandi, hasil pertanian dan lainnya.

Ada pula senthong yang menjadi ruangan pengantin baru, biasanya terletak di tengah rumah dan dihias semewah mungkin karena dianggap sebagai tempat tinggal Dewi Sri.

Pedepokan

Pedepokan merupakan salah satu bagian dari Joglo yang menjadi tempat untuk beribadah atau menenangkan diri.

Pedepokan menjadi tempat yang sakral untuk menjalankan ritual dan sebagai tempat perlindungan diri.

Saka

Saka merupakan bagian struktur pada bangunan rumah Joglo yang merupakan penyangga.

Mewakili empat arah mata angin yakni timur, selatan, utara dan barat, yang dalam saka guru terdapat sebuah tumpang sari dengan susunan pola terbalik.

Baca juga: Mengenal Arsitektur Vernakular, dari Unsur hingga Perannya

7 Jenis Rumah Joglo yang Sering Ditemukan

Rumah Joglo yang kaya nilai sejarah dan berbagai keunikan ini juga memiliki jenis yang berbeda-beda, lho. 

Apa saja jenis dari rumah Joglo Jawa? Simak di bawah ini!

Rumah Joglo Sinom

Rumah Joglo Sinom merupakan jenis pertama yang perlu kamu ketahui.

Desain rumah ini menggunakan 36 tiang, serta empat di antaranya merupakan saka guru. 

Rumah adat Jawa ini memiliki atap dengan empat sisi dan masing-masing memiliki tiga tingkat serta satu bubungan.

Pada dasarnya, rumah adat ini akan dikelilingi oleh teras Joglo atau yang biasa dinamakan pringgitan, yang menghubungkan pendopo dengan omah.

Rumah Joglo Pangrawit

Rumah Joglo Pangrawit merupakan salah satu jenis rumah adat Jawa yang biasanya menjadi inspirasi arsitektur rumah Joglo modern.

Rumah adat ini memiliki lambang gantung dan atap berbentuk kubah, serta telah dilengkapi dengan tiang di setiap sudut (saka).

Rumah Joglo Jompongan

Rumah adat Jawa Tengah, Joglo Jompongan memiliki ciri khas atap yang bersusun dua, serta memiliki bubungan atap yang memanjang ke arah samping kanan dan kiri.

Biasanya, rumah Joglo Jompongan menggunakan pintu geser dan memiliki denah lantai yang cenderung bujur sangkar.

Selain itu, bangunan Joglo Jompongan biasanya tidak banyak menggunakan ornamen hiasan pada atap sehingga terkesan polos.

Rumah Joglo Mangkurat

Rumah Joglo Mangkurat memiliki ciri khas atap yang bersusun tiga sudut dengan kemiringan yang berbeda-beda.

Biasanya rumah adat Jawa ini memiliki batas di antara sudut dengan pemakaian lisplank. 

Bentuk atap rumah Joglo mangkurat biasanya memiliki susunan atap yang lebih tinggi pada bagian tengah.

Rumah Joglo Hageng

Selanjutnya ada Joglo Hageng yang memiliki ciri atap tritisan keliling yang luas serta bangunan yang lebih besar. 

Rumah ini memiliki proporsi atap utama yang lebih besar dibandingkan dengan joglo Mangkurat atau Pangrawit.

Joglo Hageng juga memiliki tratak keliling yang terlihat seperti istana, sehingga tampak lebih menarik dan berkelas.

Rumah Joglo Lawakan

Rumah Joglo Lawakan memiliki ciri khas atap yang bersusun dua dengan bentuk yang terlihat sederhana.

Atap yang terletak di Joglo Lawakan lebih meruncing ke atas, tetapi tetap memiliki atap yang landai ke bawah dan ukuran yang lebar.

Rumah Joglo Panggang Pe

Rumah adat Jawa yang terakhir adalah Joglo Panggang Pe.

Rumah ini pada dasarnya memiliki empat hingga enam tiang. 

Dari cerita sejarah, rumah adat ini dulunya dipakai untuk tempat tinggal dan sebuah warung.

Rumah ini memiliki beragam jenis seperti Gedhang Salirang, Empyak Setangkep, Gedhang Setangkep, Cere Gancet, Trajaumas dan Barengan.

Menarik bukan? Itulah beberapa keunikan dan jenis rumah adat Joglo yang dapat menjadi informasi untukmu.

Sedang mencari hunian bergaya tradisional? Beberapa rumah dijual di Solo atau rumah dijual di Yogyakarta masih menerapkan desain ini, lho.

Atau, bisa juga cek rekomendasi perumahan terbaru di laman 99.co Indonesia, seperti:

Semoga informasi di atas dapat memberikan manfaat dan inspirasi, ya.

 

Reader Interactions

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *