
Foto: arcgfy
Desain arsitektur minimalis bisa dibilang jadi salah satu gaya desain yang banyak digunakan akhir-akhir ini.
Namun, ada satu gaya desain lain yang menyita banyak perhatian arsitek, interior designer, hingga pengembang yakni Japandi.
Desain Japandi sendiri bisa dibilang merupakan perpaduan antara gaya minimalis Skandinavia dan desain interior tradisional Jepang.
Desain satu ini memang terlihat sangat menarik. Bukan cuma rapi dan bersih, tampilannya juga tidak lekang dimakan zaman.
Buat Anda yang masih penasaran dengan desain Japandi, yuk kenali pengertian, karakteristik, dan tips merancang gaya yang satu ini.
Apa Itu Desain Japandi?
Foto: habitusliving
Setelah mengetahui pengertian secara singkatnya, mari kita kupas lebih dalam pengertian Japandi menurut istilah dan pandangan ahli.
Kata "Japandi" sendiri sebenarnya sudah menggambarkan secara jelas, seperti apa gaya utama yang ditonjolkan oleh desain tersebut.
Gaya Japandi adalah campuran antara desain arsitektur Asia dengan minimalis gaya Nordik yang praktis.
Dengan begitu, secara langsung orang-orang bisa memahami bahwa seluruh idenya terinspirasi dari alam.
Menurut Leni Calas dari Ward 5 Design, desain Japandi adalah kombinasi dari fungsionalitas Skandinavia dan minimalis pedesaan Jepang, untuk menciptakan perasaan seni, alam dan kesederhanaan.
Perpaduan ini menciptakan kesempurnaan antara fungsi dan bentuk, dengan fokus pada garis yang bersih, ruang cerah, serta warna-warna terang.
Karakteristik Desain Japandi
Fungsionalitas dan Kenyamanan
Foto: yankodesign
Meskipun nilai estetika Japandi yang tenang dan bergaya menjadi hal terpenting, tapi fungsionalitas tetap yang utama.
Filosofi minimalisme sendiri lebih menekankan pada bagaimana perabotan di rumah memiliki fungsi dan dapat mempermudah aktivitas penghuninya.
Intinya, setiap barang – apakah itu praktis atau dekoratif – harus memiliki kegunaan yang jelas.
Jadi, singkirkan perabotan atau ornamen-ornamen kecil yang tidak berguna, untuk menciptakan gaya minimalis yang optimal.
“Less is More”
Foto: actiefwonen
Konsep ”less is more” berarti mengedepankan kesederhanaan, baik dari segi interior maupun perabotan di dalam rumah.
Jika dikaitkan dalam gaya arsitektur Japandi, konsep ”less is more” merupakan prinsip kesederhanaan dalam hidup dan hunian.
Seperti yang telah disebutkan pula, ini dapat diaplikasikan dengan mengurangi berbagai perabotan yang tidak terpakai di dalam rumah.
Konsep Wabi-Sabi
Foto: realtor
Dalam filosofi Jepang, konsep menemukan kebahagiaan dalam kekurangan atau ketidaksempurnaan dikenal sebagai wabi-sabi.
Prinsip “wabi” sama seperti konsep ”less is more,” yang mengacu pada konsep kesederhanaan untuk menyatu dengan alam.
Sedangkan “sabi” dapat diartikan sebagai upaya menerima diri atau hidup sebagaimana adanya.
Artinya konsep ini bertolak belakang dengan kemewahan, yang sering kita jumpai di beberapa arsitektur barat dan timur tengah.
Apabila diterapkan dalam desain Japandi, Anda bisa menemukan banyak unsur dekoratif yang artistik.
Baca juga:
Tips Mudah Miliki Hunian ala Rumah Jepang
Tips Menerapkan Gaya Japandi pada Hunian
Utamakan Aspek Alami
Foto: wow1day
Menghadirkan gaya Japandi ke dalam hunian memang tidak mudah.
Hal pertama yang harus dipastikan adalah, bahwa konsep tersebut harus dekat dengan unsur-unsur alami.
Bagaimana caranya? Gampang, Anda bisa menambahkan berbagai tumbuhan hijau di area taman outdoor/indoor atau zen garden.
Kemudian, usahakan rumah memiliki pencahayaan alami. Ini bisa Anda dapatkan dari pemasangan jendela besar.
Ketiga, hunian harus memiliki sirkulasi udara yang lancar. Pastikan ventilasi rumah memadai, sehingga ruangan terasa sejuk dan sehat.
Foto: casaindonesia
Semua fitur dan komponen di atas dapat Anda temukan pada unit hunian di perumahan Asera Nishi.
Unit rumahnya sendiri memiliki fasad dengan aksen kayu khas Jepang, serta menerapkan unsur minimalis dari gaya Scandinavian.
Tidak hanya itu, rumah ini juga menerapkan konsep biophilic dengan jendela lebar yang mampu memaksimalkan sirkulasi udara hingga pencahayaan alami.
Penggunaan Material Kayu
Foto: medium
Baik gaya klasik Jepang maupun Skandinavia, keduanya sama-sama melibatkan unsur kayu pada desain arsitekturnya.
Sebagian besar adalah jenis kayu keras dari golongan light oak, yang notabene-nya memiliki warna dan tampilan yang khas.
Material kayu ini sangat sempurna untuk diaplikasikan pada lantai, dinding, serta berbagai perabot rumah.
Gunakan Aksesori Khas Japandi
Foto: marcacorona
Meski gaya Japandi mirip desain rumah minimalis, tapi bukan berarti Anda tidak boleh menambahkan aksesori atau dekorasi rumah.
Beberapa aksen dekorasi yang bisa diterapkan adalah meja kopi kayu, cermin besar, kap lampu terbuat dari kain, dan sebagainya.
Pemilihan Warna Cat dan Interior yang Netral
Foto: heavenly
Desain interior Japandi menggunakan warna-warna terang, serta kebanyakan berasal dari unsur warna pastel yang alami.
Beige, merah muda, hijau, biru, dan cokelat adalah warna-warna yang paling populer diaplikasikan pada gaya ini.
Warna-warna tersebut mampu memberikan kesan menawan dan tidak monoton, apalagi jika diterapkan di area dinding.
Hal ini juga berlaku untuk semua furniture, tentu saja tujuannya untuk menghasilkan tampilan desain yang maksimal.
Desain Japandi erat dengan nuansa Jepang yang sleek, karena itu Anda bisa menemukan hunian bergaya serupa di YUU at Contempo dan Springhill Yume Lagoon.
Itu dia seluk-beluk desain Japandi yang bisa Anda jadikan sebagai referensi saat membangun atau membeli rumah.
Semoga artikel ini bermanfaat!
Baca juga:
Mengenal Desain Interior Apartemen Skandinavia yang Artistik
Leave a comment