Foto: Unsplash
Istilah fasad tentu sudah enggak asing lagi bagi yang berkecimpung di dunia arsitektur maupun desain interior. Tetapi banyak masyarakat awam yang masih asing dengan istilah ini.
Jadi sebelum membahasnya dan Anda mulai cari rumah atau membangun rumah, pahami dulu yuk apa itu fasad.
Apa Itu Fasad Rumah?
Fasad merupakan kata yang berasal dari Bahasa Prancis, facade. Kata facade sendiri diambil dari Bahasa Italia, faccia.
Lalu kata facade berkembang dan diserap ke dalam beberapa bahasa, seperti Bahasa Inggris, face atau Bahasa Indonesia, fasad yang artinya wajah atau muka.
Jadi, fasad dapat didefinisikan sebagai wajah atau halaman depan sebuah rumah.
Ya, fasad pada rumah umumnya mengacu pada sisi luar (eksterior) halaman depan, tetapi kadang-kadang juga meliputi bagian samping dan belakang rumah secara keseluruhan.
Fasad erat kaitannya dengan penampakan luar bangunan sehingga menjadi bagian pertama yang diperhatikan dan dinilai oleh banyak orang.
Bagian ini bisa menunjukkan kesan, keunikan, serta karakter sebuah rumah.
Maka tak heran apabila fasad dianggap sebagai bagian yang sangat penting dari sebuah rumah.
Sehingga yang terbaik pun dilakukan untuk membuat fasadnya terlihat indah dipandang mata.
Selanjutnya, yuk kita ulas komponen fasad.
Komponen Fasad Rumah
Foto: Unsplash
Fasad pada rumah enggak hanya terbentuk dari satu komponen.
Namun terbentuk dari beberapa komponen, dimana antara komponen yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi dan memiliki ciri khas masing-masing.
Nah, komponen fasad pada rumah meliputi lima hal berikut ini.
Gerbang atau Pintu Masuk
Gerbang atau pintu masuk merupakan akses dari dan menuju suatu tempat, gunanya untuk mengendalikan arus keluar-masuk orang.
Komponen ini menunjukkan transisi antara bagian publik dan privat sebuah rumah, serta menunjukkan kekuatan pertahanan.
Kesan pertama terhadap sebuah rumah bisa ditangkap dari bentuk dan dekorasi gerbangnya.
Ada gerbang rumah yang sederhana misalnya hanya pagar saja, ada gerbang monumental, juga ada gerbang yang dekoratif.
Menambah pintu gerbang tentunya dapat membuat tampilan bangunan jadi tampak lebih megah.
Lantai
Lantai di sini mengacu pada bagian permukaan bawah sebuah rumah yang bisa terbuat dari kayu, batu alam, bambu, metal, keramik, dan lain-lain.
Komponen ini merupakan transisi sebuah rumah ke tanah atau pondasi bangunan.
Nah, karena merupakan transisi sebuah rumah ke tanah atau pondasi bangunan, maka lantai harus dibangun dengan sangat kokoh.
Komponen ini harus dibuat lebih tahan lama dibanding komponen fasad lainnya.
Pintu Masuk dan Jendela
Pintu masuk merupakan bagian yang tak tergantikan dalam sebuah fasad bangunan.
Setelah gerbang, komponen inilah yang memberi kesan kepada tamu, sehingga pemilik rumah sering mendesain pintu rumahnya semenarik mungkin.
Bagian ini juga menunjukkan gengsi pemilik rumah.
Lalu ada jendela yang biasanya dipasang menempel pada dinding. Gunanya sebagai tempat masuk udara dan cahaya, apalagi jika pakai jendela besar, yang juga sekaligus memungkinkan kita melihat pemandangan di luar rumah secara leluasa.
Railing
Istilah railing mungkin sedikit asing di telinga ya?
Komponen ini mengacu pada konstruksi besi sekaligus pegangan atau dikenal juga dengan pagar lantai.
Railing digunakan sebagai pengaman, juga bisa menambah kesan dekoratif sebuah rumah.
Railing pada umumnya mengacu pada railing tangga atau railing balkon yang berfungsi untuk menjaga keselamatan.
Namun sebagai komponen fasad, railing merupakan pembatas fisik yang menjaga ruang dalam rumah agar tetap aman, dan biasanya dipasang menempel dengan pintu.
Atap
Atap merupakan bagian paling atas sebuah rumah yang berguna untuk melindungi penghuni dari panas dan hujan.
Komponen ini merupakan transisi sebuah bangunan rumah dan langit, serta menunjukkan kesan sebagai pelindung rahasia pemilik rumah.
Komponen ini di dunia arsitektur mempunya dua tipe, yaitu tipe atap mendatar (face style) dan tipe atap menggunung (alpine style).
Baik tipe mendatar maupun tipe menggunung, bentuk atap rumah harus bisa mengalirkan air supaya jatuh.
Perhatikan Ini Saat Membangun Fasad Rumah
Sudah dipaparkan sebelumnya bahwa fasad merupakan bagian yang erat kaitannya dengan penampakan luar bangunan.
Lalu juga bagian pertama yang diperhatikan dan dinilai banyak orang, sehingga unsur visual mutlak harus diperhatikan.
Namun hal lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah material.
Setidaknya ada dua material yang sering diaplikasikan untuk membangun fasad hunian, yaitu plester aci dengan finishing cat dan batu alam.
Foto: Unsplash
Plester aci dengan finishing cat merupakan material yang sering digunakan untuk membangun fasad berbagai jenis bangunan, enggak hanya rumah.
Material yang satu ini banyak digunakan karena mudah didapatkan dan mudah dalam pengerjaannya.
Sementara fasad dengan material batu alam merupakan tren kekinian.
Adapun batu alam yang sering digunakan, yaitu marmer, andesit, palimanan, candi, keramik, batu kali, lempengan dan masih banyak lagi.
Batu alam sebagai material untuk fasad biasanya dipasang untuk memenuhi dinding rumah bagian depan atau hanya sebatas aksen dari rumah.
Baca juga:
Aneka Desain Pagar Batu Alam Minimalis
Batu alam favorit yang sering digunakan untuk fasad di antaranya batu alam candi, andesit dan palimanan.
Tahukah Anda, sebuah jurnal menyebutkan bahwa material yang digunakan untuk membangun fasad akan mempengaruhi suhu dalam ruangan?
Katanya, beban panas kulit bangunan mempengaruhi 80% suhu rumah tinggal.
Secara tak langsung, hal tersebut akan turut mempengaruhi penggunaan energi listrik.
Itulah mengapa saat membangun fasad hunian di kawasan tropis, seperti Indonesia, material yang digunakan sangat penting untuk diperhatikan.
Lalu, material apa yang sebaiknya digunakan? Plester aci dengan finishing cat atau batu alam?
Ya, tinggal di kawasan tropis membuat kita lebih suka suhu ruangan yang sejuk, karena di luar ruangan suhunya sudah panas dan bikin gerah.
Karena itu, fasad perlu material yang tepat untuk membuat suhu ruangan lebih dingin.
Nah, material yang tepat untuk membuat suhu ruangan lebih dingin adalah batu alam.
Hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Riptek Volume 5 tahun 2011 milik Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) menunjukkan buktinya.
Menurut jurnal tersebut, penurunan suhu dalam ruangan sangat signifikan terjadi pada dinding fasad hunian yang berlapis batu alam.
Namun penggunaan material yang satu ini masih perlu dilengkapi dengan sun shading atau tritisan.
Tritisan merupakan bagian atap tambahan yang berdiri sendiri, tetapi juga bisa bagian dari atap utama.
Atap tambahan yang menjorok ke luar ini berguna untuk menahan panas sinar matahari dan air saat musim hujan tiba.
Pada dinding fasad rumah tritisan bisa mengantisipasi terpaan panas pada pukul 12.00 hingga 16.00.
Nah, pada jam-jam inilah terdapat kenaikan suhu dinding lapis batu alam sehingga penggunaan tritisan akan sangat membantu.
Baca juga:
Cara Memasang Batu Alam Dinding dan Tips Perawatannya
Jika suhu ruangan turun, maka Anda tak perlu menggunakan air conditioner (AC) untuk membuat suasana rumah lebih sejuk dan nyaman.
Tipe Fasad Rumah
Fasad Rumah Minimalis
Foto: Rukita
Desain fasad rumah minimalis seolah tak pernah absen untuk hadir menjadi konsep hunian favorit, dan bisa diterapkan di berbagai bentuk hunian. Anda bisa mencoba model fasad rumah minimalis 2 lantai maupun rumah 1 lantai.
Desain yang simpel membuat banyak orang terpukau akan gaya ini.
Biasanya, desain minimalis pada fasad memberikan kesan hunian yang rapi dan tampak bersih.
Fasad minimalis memiliki bentuk yang terbilang sederhana, namun tetap mencerminkan kesan elegan.
Meski biasanya didominasi warna-warna terang, rumah dengan fasad minimalis tetap bisa menggunakan warna dan corak yang berbeda.
Misalnya perpaduan warna putih dan abu atau warna monokrom, seperti desain perumahan Edenhaus Simatupang yang berlokasi di Jakarta Selatan.
Fasad Rumah Mediterania
Mungkin sebagian orang masih asing dengan gaya mediterania, namun desain fasad rumah mediterania sudah ada sejak dahulu kala.
Gaya arsitektur ini menawarkan konsep cengan nuansa seperti rumah klasik dan kesan megah, serta penggunaan warna-warna earth tone seperti kuning, krem, oranye dan cokelat.
Fasad pada hunian mediterania pun menampilkan kesan hunian yang hangat dan cocok dengan nuansa musim.
Tampilan rumah khas Mediterania membuat kita teringat akan resor estetis yang berada di dekat pantai atau laut.
Salah satu perumahan yang menggunakan desain fasad di rumah mediterania adalah Muse Alesha Pool BSD City. Yuk, intip!
Fasad Rumah Kontemporer
Foto: trendir.com
Rumah dengan tampilan yang kontemporer kian diminati masyarakat.
Biasanya hunian kontemporer memiliki fasad modern yang mengedepankan garis-garis kaku dan simetris pada bangunan.
Desain fasad pada rumah kontemporer pun biasanya memiliki ciri khas desain yang fungsional dan simpel.
Meski begitu, desain kontemporer dikatakan modern karena akan selalu mengikuti perkembangan zaman.
Salah satu desain rumah dengan fasad kontemporer adalah Cluster Vivaldi, yang berlokasi di Summarecon Serpong.
Nah, itulah informasi fasad pada rumah yang dapat jadi referensi Anda.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya.
Leave a comment