5 Feb 2021 - Miyanti Rahman
Sebelum wilayah perkotaan dipadati oleh penduduk seperti sekarang, rumah tapak menjadi primadona pilihan tempat tinggal.
Namun fenomena itu pelan-pelan bergeser, kini apartemen lah yang diminati oleh sebagian besar masyarakat urban.
Hunian vertikal ini diminati bukan karena lebih trendi dan fancy apabila kita tinggal di dalamnya, tetapi memang menawarkan nilai plus.
Contohnya jika water heater dalam unit apartemen rusak, maka kamu tidak perlu bingung memikirkan cara memperbaikinya.
Sebab perbaikan water heater sekaligus biaya servisnya akan ditanggung oleh pihak pengelola gedung apartemen.
Ditambah lagi, apartemen biasanya dikembangkan di lokasi strategis, serta dilengkapi oleh fasilitas internal modern dan berkelas.
Sehingga tidak heran apabila apartemen menjadi alternatif hunian yang menarik, apalagi bagi masyarakat dengan gaya hidup dinamis.
Jika mengingat seluruh nilai plus tersebut, maka wajar saja kalau penghuninya dikenakan biaya tinggal di apartemen.
Di mana living cost tersebut meliputi biaya listrik dan air di apartemen yang besarannya lebih tinggi dibanding tarif pada umumnya.
Lantas, apa sih yang membuat biaya tersebut lebih mahal dan bagaimana cara menyiasatinya? Yuk temukan jawabannya di sini.
Biaya listrik dan air merupakan salah satu biaya bulanan tinggal di apartemen yang harus dibayarkan setiap sebulan sekali.
Listrik dan air menjadi satu paket kebutuhan pokok yang tak terelakkan sehingga pembayarannya tidak dapat ditunda.
Besar biaya listrik dan air di apartemen ini juga tergantung pada banyaknya kebutuhan yang kamu gunakan selama satu bulan.
Nah, perlu diketahui biasanya tarif listrik apartemen lebih mahal dibanding tarif listrik landed house, ini terjadi karena beberapa alasan.
Tarif listrik apartemen tidak masuk dalam kategori tarif listrik residensial, nah inilah faktor pertama yang menyebabkan tagihan lebih tinggi.
Karena sebagian besar apartemen berada dalam kawasan bisnis, maka tarif listriknya masuk dalam tarif bisnis.
Tarif per kWh listrik apartemen biasanya 20% hingga 45% lebih mahal, tergantung pada kelas apartemennya.
Pada penggolongan tarif Perusahaan Listrik Negara (PLN), tarif listrik apartemen termasuk golongan bisnis, bukan rumah tangga.
Jumlah apartemen yang tersebar di seluruh kota besar Indonesia mungkin mencapai ribuan, paling banyak yakni apartemen di Jakarta.
Setiap apartemen itu memasang tarif listrik yang berbeda-beda satu sama lain, ini tergantung pada perbedaan kelas hunian.
Semakin tinggi kelas apartemen, semakin tinggi pula biaya abodemen listrik yang perlu dikeluarkan.
Tarif listrik di sini tidak ditentukan oleh PLN, tetapi oleh pihak pengelola apartemen itu sendiri.
Kamu tidak perlu membayar biaya listrik dan air di apartemen bulanan, apabila menggunakan kWh meter prabayar.
Menggunakan kWh meter prabayar juga lebih ramah di kantong, karena tarif yang diberlakukan sama dengan tarif listrik meteran biasa.
Namun untuk pengisian token listriknya sedikit berbeda, lantaran tidak bisa dilakukan secara langsung oleh penghuni apartemen.
Pengisian token listrik apartemen ini harus dilakukan oleh petugas customer service melalui komputer.
Penghuni apartemen harus menyisihkan banyak living cost untuk memenuhi kebutuhan listrik dan air dengan layak.
Faktor lain yang menyebabkan tingginya tarif listrik apartemen adalah listrik harus diubah tegangannya.
Listrik di hunian vertikal harus diubah ke tegangan listrik yang lebih rendah, sedangkan pasokan dari PLN bertegangan menengah.
Nah untuk mengubah tegangan menengah ke tegangan rendah diperlukan biaya tambahan, jadi biaya abodemen listrik pun lebih mahal.
Baca juga:
Cara Menghitung Pemakaian Listrik Rumah secara Mudah dan Cepat
Nah, sekarang kamu sudah tahu alasan biaya abodemen listrik dan air di apartemen lebih mahal dibanding rumah tapak.
Sebelumnya sudah disinggung bahwa tarif listrik dan air setiap apartemen berbeda-beda, tergantung pada kelasnya.
Namun diketahui rata-rata biaya listrik di apartemen menengah, yaitu sekitar Rp500 ribu hingga Rp1 juta per bulan.
Sementara itu, biaya air yang dibebankan kepada penghuni apartemen, yakni di kisaran Rp100 ribu per bulan.
Perlu digarisbawahi bahwa gambaran rata-rata biaya listrik dan air di apartemen yang disebutkan di atas tidak mutlak.
Pasalnya, besar biaya juga tergantung pada banyaknya kebutuhan yang kamu gunakan selama satu bulan.
Jadi untuk menyiasati tagihan biaya listrik dan air di apartemen yang mahal, kamu perlu hemat energi listrik.
Tentunya penghematan itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan langkah-langkah berikut ini.
Nah, itu dia cara menyiasati tagihan biaya listrik dan air di apartemen yang mahal, bagaimana tidak sulit bukan?
Sebelum beli atau sewa apartemen bulanan, pastikan kamu memahami hal ini agar biaya hidup di apartemen tidak bengkak.
Semoga informasi ini bermanfaat dan selamat berburu hunian vertikal di laman proyek pilihan 99.co Indonesia.